Selasa, 14 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR “PESAWAT ATWOOD”


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PESAWAT ATWOOD

Disusun oleh:

1.                      Nurlaila Sari                      (065114111)
2.                      Dita Paski Pradevi            (065114112)
3.                      Warnawan                         (065114140)

Kelompok Kelas “D

Tanggal Praktikum
19-11-2014

Asisten Dosen:

1.                      Desi TS S. Si
2.                      Indra L
3.                      Deta Meila P



Description: C:\Documents and Settings\Owner\My Documents\Downloads\lambang unpak.jpg

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN



DAFTAR ISI

BAB I    PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
1.1 Tujuan.......................................................................................................... 3
1.2  Landasan Teori........................................................................................... 3
BAB II   ALAT DAN BAHAN.................................................................................... 7
2.1  Alat............................................................................................................. 7
2.2  Bahan......................................................................................................... 7
BAB III  METODE KERJA.......................................................................................... 8
3.1 Gerak Lurus Beraturan............................................................................... 8
3.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan................................................................. 8
BAB IV  DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN....................................... 9
4.1  Data Pengamatan....................................................................................... 9
4.2  Perhitungan................................................................................................ 10
BAB V   PEMBAHASAN............................................................................................ 13
BAB VI  KESIMPULAN.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 15
LAMPIRAN................................................................................................................... 16












BAB I

PENDAHULUAN



1.1   Tujuan

Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat mempelajari :
1.                  Penggunaan Hukum-hukum Newton
2.                  Gerak beraturan dan berubah beraturan
3.                  Menentukan momen inersia roda/katrol

1.2    Dasar Teori

Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian, Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara.
Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa, ”Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”.

Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,
”Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”.





ΣF = 0Hukum Newton II berbunyi:
”Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya”.

Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :
1.      Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
2.      Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.
3.      Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.

Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu
“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total  yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.”

Hukum Newton III:
”Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah”.

Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi. Faksi = -Freaksi untuk percepatan yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan- persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak linier.
Momen inersia suatu benda terhadap poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.

I ~ mI ~ r2 untuk katrol dengan beban maka berlaku persamaan:
a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2 dengan 
a = percepatan gerak m = massa beban I = momen inersia katrolr = jari-jari katrolg = percepatan gravitasi
Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda yang jatuh. Besarnya gaya gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurus dengan luas permukaan benda. Makin besar luas permukaan benda, makin besar gaya gesekan udara yang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu saja akan memperlambat gerak jatuh benda.
Untuk lebih memahami secara kualitatif tentang hambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak penerjun payung. Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika sampai di tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melaju sangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah.
Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun cukup basar untuk memperlambat kelajuan terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara dapat diabaikan maka setiap benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada bentuk dan massa benda.
Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai kira-kira 9,80 m/s2. Untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.
              Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan, setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkan dua benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di dalam ruang vakum.



Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknya mengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebas termasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif.















BAB II

ALAT DAN BAHAN



2.1     Alat

            1) Pesawat Atwood
            2) Stopwatch

2. 1      Bahan

            1) Keping, massa 2 gram dan 4 gram
























BAB III

METODE KERJA



3.1           Gerak lurus beraturan

1.      Timbangan beban m1,m2,m3,(usahakan m1=m2)
2.      Letakan beban  m1 pada penjepit P
3.      Beban  m1 pada pejepit P
4.      Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (secara table)
5.      Bila penjepit P di lepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. catat waktu yang diperlukan gerak antara BC.
6.      Ulangilah percobaan di atas engan mengubah kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2)
7.      Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan beban m3 yang lain.
Catatan : Seama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah kedudukan jarak antara A  dan B.

3.2           Gerak lurus berubah beraturan :

1.      Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan
2.      Catatlah kedudukan A dan B (secara table)
3.      Bila beban M1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah braturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini.
4.      Ulangilah percobaan di atas dangan mengubah-ubah kedudukan B catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.
5.      Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah beban M3.













BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN



Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Rabu 19 November 2014, maka dapat dilaporkan hasilnya sebagai berikut :

4.1   Data Pengamatan

Keadaan Ruangan
P (cm)Hg
T (°C)
C (%)
Sebelum Percobaan
75,5 cmHg
25°C
70%
Sesudah Percobaan
75,5 cmHg
25°C
70%

 

A.    GLB

Massa bandul = gram
Diameter katrol =  cm
Jari-jari katrol =  cm

No.
Massa Keping
S
t
V
1.
2
25
1,12
22,32

30
1,20
25
2.
4
25
1,99
12,56

30
0,73
41,09
3.
6
25
0,76
32,89

30
0,65
46,15
-
-
-





B.     GLBB

No.
Massa Keping
S
T
a (cm/s2)
I (gr.cm2)
v (cm/s)
1.
2
25
2,37
8,9
492,12
21,09
30
2,92
7,03
2952,32
20,52
2.
4
25
2,20
10,33
7095,05
22,76
30
1,88
16,99
849,04
31,94
3.
6
25
1,44
24,11

34,71
30
1,70
20,76
2969,95
35,29

4.2   Perhitungan

A. GLB

Ø  Perhitungan V
V =
Pada massa keping 2
a.       V =                         b. V =
V = 21,27                                            V = 15,92
Pada massa keping 4
a.       V =                        b.  V =
V = 26,04                                             V = 32,25
                        Pada massa keping 6
a.       V =                        b.  V =
V = 39,08                                             V = 35,29
                        (V) =




B. GLBB

Ø  Perhitungan a
a =
Pada massa keping 2
a.       a =                               b. a =
a = 10,05                                                        a = 5,76
Pada massa keping 4
a.       a =                               b. a =
a = 11,55                                                         a = 14,1
                       

Pada massa keping 6
b.      a =                               b. a =  
a = 16,9                                                          a = 26,6

Ø  Perhitungan V
V = a.t
Pada massa keping 2
a.       V = 10,05.2,23                                          b. V = 5,76.3,23
V = 22,41                                                      V = 18,6
                        Pada massa keping 4
a.       V = 11,55.2,08                                          b. V = 14,1.2,06
V = 24,02                                                      V = 29,04
                        Pada massa keping 6
a.       V = 16,9.1,72                                            b. V = 26,6.1,50
V = 29,06                                                      V = 39,9



Ø  Perhitungan I
I =

Pada massa keping 2
I =         I =
               I = -1430,3                                          I = 4580,4

            Pada massa keping 4
I =         I =
               I = -2554,8                                          I = -3819,8

            Pada massa keping 6
I =          I =
                        I = -4853,3                                          I = -9640,4

 




BAB V

PEMBAHASAN



          Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan hubungan antara tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang lebih berat diletakan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan katrol. Dalam percobaan ini yang dilakukan oleh kelompok saya  hasil I (Momen Inersia) dari kelompok kami adalah min (-) seharusnya positif (+), hasil min (-) ini dikarenakan waktunya (t) terlalu singkat/cepat.

I =
Pada massa keping 2
I =            I =
               I = -1430,3                                          I = 4580,4
               Pada massa keping 4
I =            I =
               I = -2554,8                                          I = -3819,8
               Pada massa keping 6
I =            I =
               I = -4853,3                                          I = -9640,4





BAB VI

KESIMPULAN



Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
·         Gerakan pada tali dapat dipercepat apabila di salah satu tali diberi beban lebih berat dibanding dengan tali yang satunya.
·         Gerakan kecepatan akan tetap apabila benda yang digantung diantara kedua tali tersebut memliki berat yang sama.
·         Semakin berat beban yang digantung di salah satu tali maka semakin cepat pula gerakan tali yang akan turun, dan sebaliknya jika kedua ujung tali tersebut diberi beban yang sama atau sedikit berbeda maka gerakannya tidak akan dipercepat.
















DAFTAR PUSTAKA



·         www.wikipedia.com
























LAMPIRAN

TUGAS AKHIR

1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan    grafik?
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3. Tentukan besaran kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
4. dari hasil ini apakah Hukun Newton benar-benar berlaku?
5.bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan yang berbeda
6. tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat = 9,83 m/det.

Jawab :
  1.  
·       Bandul dengan massa 2 gram
Dik : s = 20                          t=1,11
           
V=18,08  m/s
Dik : s = 25                          t=0,87
           
V=28,736 m/s
·       Bandul dengan massa 4 gram
Dik : s = 20                          t=0,77
           
V=25,974  m/s
Dik : s = 25                          t=0,57
           
V=43,86 m/s

·       Bandul dengan massa 6 gram
Dik : s = 20                          t=1,81
           
V=11,049  m/s
Dik : s = 25                          t=2,14
           
V=11,682 m/s


  1. tidak, karena percepatan benda tersebut tidak beraturan sehingga tidak terlalu teliti.



·       3 Bandul dengan masa 2 gram
-         Jarak 20 cm
Dik : a = 9,518         g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = 2626,573 gr.cm2
-         Jarak 25 cm
Dik : a = 7,57           g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = 4.703,169 gr.cm2
·        Bandul dengan masa 4 gram
-         Jarak 20 cm
Dik : a = 34,29         g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = -1041,643 gr.cm2
-         Jarak 25 cm
Dik : a = 31,1                       g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = -582,131 gr.cm2
·        Bandul dengan masa 6 gram
-         Jarak 20 cm
Dik : a = 43,403       g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = -290,987 gr.cm2
-         Jarak 25 cm
Dik : a = 21,43         g=980              R=6,26                        2M=136,9
I = 4.907,3  gr.cm2

4.. Ya, karena dalam percobaan ini tetap berlaku hubungan antara kecepetan dan                                                   momen inersianya.
5..Perbandingan baik pada jarak20 cm dan 30 cm pada GLB dan GLBB adalah semakin berat tambahan (beban lempengan ) yang di gunakan pada bandul akan semakin cepat penurunan dan menghasilkan t yang lebih kecil sehingga semakin t kecil,Kecepatan ( V ) yang diperoleh akan semAkin besar.
6..Dengan :
 g : 9,83 m/cm²
m : 2
s : 20 cm
V : 100,4
R : 6,0 =3,83
1 = ( m.g-(V2+m)R²
  =(2,983-(2.100,4+4) )6²
  = 3,83
  = ( 5,133 – 208,8 ) 36
  = 197,66 .36
  = 71166,009
Ini tidak boleh ,Karena nilai untuk momen inersia tidak boleh negatif ( - )














Dita Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

1 komentar: